Assalamu'alaikum

header ads

Hari Ke-7

Faedah 12: Buku Yang Langsung Memompa Semangat Belajar Saya


Selepas salat subuh hari ini, tanpa direncanakan sebelumnya, ketika memasuki kamar pandangan mata saya tertuju pada sebuah buku kecil yang tergeletak di atas meja. Biasanya anak saya yang paling kecil senang sekali mengambil buku-buku yang ada di rak lalu ia pura-pura membolak-balikan kertas sembari bergaya sedang membacanya. Sejurus kemudian pasti buku-buku tersebut tergelatak di lantai atau meja tidak beraturan.


Buku-buku yang belum sempat dibereskan tersebut hingga selepas salat subuh akhirnya membuat perhatian saya tertuju pada salah satu buku kecil yang judulnya sangat menarik. Judulnya adalah Syadzarat fi Fadhli Al-Ilmi wa Ahlihi karya Syekh Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad Al-Badr hafidzahulullah.


Saya pun mulai mengambilnya dan membuka halaman pertama lalu berlanjut ke halaman kedua dan begitu seterusnya. Awalnya hanya ingin membaca mukadimahnya saja namun tanpa terasa saking menariknya buku ringkas nan kecil ini akhirnya saya tetiba sudah berada di halaman terakhir buku yang tebalnya hanya 44 halaman saja.


Ada banyak sekali faedah yang dapat dipetik. Salah satunya adalah semangat menimba ilmu yang kembali terisi dan nasihat terkait adab yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu yang begitu mengena di hati.



Pengarangnya adalah seorang ulama besar kota Madinah. Beliau sudah sangat sepuh dan dikenal sebagai ahli haditsnya Madinah. Majelis beliau selalu penuh dengan kehadiran penuntut ilmu di Masjid Nabawi, akan tetapi beberapa waktu lalu karena alasan kesehatan beliau sudah mengundurkan diri dari kegiatan menyampaikan ilmu di Masjid Nabawi.


Di antara sekian banyak faedah yang disajikan di buku tersebut adalah bagaimana perjuangan dan kesungguhan seorang Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhuma dalam mengerjar satu hadits hingga ke negeri Syam.


Ada pula kisah bagaimana seorang Abul ‘Aliyah Ar-Rayyahi yang berstatus budak dimuliakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma dalam suatu majelis ilmu dan didudukkan di atas dipan bersama beliau sementara orang-orang terpandang dari suku Quraisy dipersilakan duduk di bawah. Suara miring mulai terdengar di majelis tersebut hingga akhirnya Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berseru: “Begitulah ilmu (agama), ia akan semakin meninggikan derajat orang terpandang dan memberikan kesempatan duduk di depan kepada seorang yang berilmu meski statusnya budak.”


Faedah lain yang dibawakan oleh penulis adalah korelasi antara ilmu yang diajarkan dengan sedekah jariyah seperti tertera dalam hadist “Apabila anak Adam meninggal dunia maka amalnya terputus kecuali dari 3 hal…” Nah, korelasi kenapa ilmu yang diajarkan dan disebarkan baik dalam bentuk pengajaran langsung atau tulisan ialah adanya kemiripan antara hal itu dengan sedekah jariyah yang pahala terus mengalir bagi orang yang berilmu setelah ia wafat.


Demikian pula korelasi antara menebarkan ilmu yang bermanfaat melalui kajian atau tulisan dengan anak yang mendoakan orang tuanya setelah wafat, hal tersebut ibarat ‘anak’ bagi seorang ustaz atau ulama karena ia berpeluang besar untuk merasakan aliran pahalanya sepeninggalnya kelak.


Faedah terakhir yang saya dapat tuangkan pada postingan kali ini -sebenarnya banyak sekali faedah berharga yang saya ingin bagikan dari buku ini- adalah sebuah perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah:


“Jika seseorang sudah menyadari bahwa kematian pasti menghentikannya dari beramal saleh, maka hendaknya ketika masih hidup, ia mengerjakan amal ibadah yang pahalanya akan tetap mengalir sepeninggalnya nanti.


Apabila ia memiliki kelebihan harta maka hendaknya ia menjadikannya sebagai wakaf, menyisihkan sebagiannya untuk penanaman pohon, berdonasi untuk kepentingan air bersih bagi masyarakat. Demikian juga ia hendaknya berusaha memperoleh anak keturunan yang tetap mengingat Allah setelah kematiannya sehingga ia pun kebagian pahalanya atau hendaknya ia menulis buku yang bermanfaat karena mewariskan suatu ilmu yang bermanfaat dalam bentuk tulisan ibarat ‘anak yang abadi’ baginya.”


Dan seperti biasa, di akhir postingan ini terselip doa yang mungkin Anda butuhkan sehingga bisa diamalkan karena kandungannya yang bagus. Berikut ini doa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya:


اللهم إني أعوذ بك من علم لا ينفع؛ ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع؛ ومن دعوة لا يُستجاب لها


Bacanya: “Allahumma inni ‘a’udzu bika min ‘ilmin la yanfa’ wa min qalbin la yakhsya’ wa min nafsin ya tasyba’ wa min da’watin ya yustajabu laha.”


Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari nafsu yang tidak kenyang serta dari doa yang tidak terkabul.”


Demikian. Semoga bermanfaat.


Kota Nabi, 21 Januari 2023

Syadam Husein Alkatiri

Posting Komentar

0 Komentar