Pertanyaan:
Aku seorang perempuan yang sudah
menikah dan memilki 2 anak yang masih kecil. Aku bersyukur kepada Allah atas
karunia yang besar ini. Aku selalu berusaha untuk menjaga shalat 5 waktu dan
mengerjakannya di waktu-waktu yang sudah ditentukan.
Aku juga berusaha untuk tidak
melewatkan bacaan Al-Qurán setiap hari.
 |
foto via hdwallsource.com |
Tetapi ada satu hal yang sangat
mengganjal di hatiku. Ada masalah di setiap kali aku ingin mengambil wudhu dan
di setiap aku ingin menunaikan shalat wajib.
Sepertinya aku sedang dicoba dengan
penyakit waswas yang selalu terngiang di telingaku bahwa wudhu yang ku kerjakan
barusan tidak sempurna. Begitu pula shalatku, selalu ada bisikan yang membuatku
selalu ragu akan keabsahan atau kesempurnaan shalatku tersebut.
Masalah ini terus-terusan terjadi
denganku. Maka aku mohon Anda berkenan memberikan nasihat kepadaku tentang apa
yang mesti ku lakukan?
Demikian dan semoga Allah membalas
Anda dengan kebaikan wahai Syaikh yang mulia?
Jawaban:
Iya betul. Itu adalah waswas yang
berasal dari setan. Allah telah menerangkan kepada kita semua bahwa setan itu
adalah musuk kita, Allah berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا
"Sesungguhnya setan itu adalah
musuh bagi kalian. Maka sudah semestinya kalian juga menjadikannya musuh".
[QS. Fathir: 6]
Dan setan tidak akan berhenti untuk
membisikkan waswas atau keragu-raguan dalam ibadah, muamalah, dan segala
kondisi seseorang. Sampai-sampai ia tidak mau membiarkannya yakin terhadap satu
perkara pun dari perkara-perkara yang dimiliki orang tersebut.
Bisa jadi, setan itu merusak ibadah
seseorang melalui berbagai celah yang ada. Dan penangkal itu semua adalah
dengan istiánah (meminta pertolongan Allah, Pent) untuk bisa
melawan setan tersebut.
Hendaklah kita senantiasa meminta
tolong kepada Allah agar dikuatkan dan diteguhkan untuk menghadapi waswas yang
dihembuskan setan kepada kita.
Sebagai contoh, di dalam masalah thaharah
(bersuci dari najis, Pent), setan akan mendatangi seseorang dan
membisikkannya:
Kamu belum membasuh tanganmu sama
sekali!
Kamu belum menyelesaikan dan
menyempurnakan wudhumu!
Kamu melewatkan satu anggota badanmu
yang wajib kena air wudhu!
Dan bisikan-bisikan semisal ini. Bahkan
bisa jadi bisikan seperti tadi juga muncul setelah Anda selesai berwudhu. Obatnya
adalah dengan Anda mengucapkan: "Aku berlindung kepada Allah dari setan
yang terkutuk" dan segeralah menjauh dari tempat wudhumu, walaupun
bisikan setan ke telinga atau kepala Anda semakin kencang agar Anda kembali
menyempurnakan wudhu atau agar Anda membasuh bagian yang belum terbasuh.
Maka Saya tegaskan disini bahwa
janganlah sekali-kali Anda menaruh perhatian sedikitpun terhadap bisikan
seperti ini, apalagi selama Anda terkena cobaan berupa penyakit waswas yang
berkesinambungan ini.
Ketika shalat misalnya, setan juga
akan mendatangi seseorang dan berusaha membuatnya ragu bahwa shalatnya belum
sempurna atau tidak sah, atau ruku'nya kurang, atau sujudnya kelewatan, dan
bisikan semisalnya.
Maka sekali lagi hendaknya orang
tadi tidak menggubrisnya sama sekali sembari meminta betul-betul pertolongan
Allah untuk menghadapi bisikan-bisikan setan yang terkutuk tadi. Yakinlah bahwa
setan tidak akan mampu mencelakainya sedikitpun (karena ia hanya mampu
membisikkan, bukan memaksanya).
Bahkan bisa jadi setan juga
mendatangi seseorang dan membisikkan ke pikirannya bahwa ia telah mentalak
isterinya, atau menggambarkan kepadanya bahwa ia telah terlanjur berucap kepada
isterinya: "jika Engkau berbuat ini dan itu maka Engkau ku talak",
dan seterusnya sedangkan itu tidak pernah terjadi sama sekali, hanya sekedar
waswas yang dihembuskan oleh setan tadi.
Mungkin sebagian orang juga ada yang
sampai ke tahap membatalkan ibadahnya gegara waswas tadi.
Sebagai contoh lagi, setan
mendatangi seseorang dan membisikkan kepadanya bahwa wudhunya telah batal
padahal pada kenyataannya tidak batal sama sekali. Akan tetapi dikarenakan
bisikan tersebut begitu meyakinkannya maka akhirnya ia pun mengambil air wudhu
kembali.
Kemudian setelah ia selesai
berwudhu, setan tidak membiarkannya tenang, ia akan kembali mengganggu dan
mempermainkan wudhunya dengan membisikkan ke pikirannya seolah-olah ada keluar
sesuatu dari badannya yang membatalkan wudhunya.
Akhirnya karena saking kuatnya
bisikan tadi, orang itupun mengeluarkan sesuatu dari badannya yang membatalkan
wudhunya sehingga ia pun kembali mengambil air wudhu.
Begitu seterusnya, ia merasa batal
dan berwudhu, membatalkan wudhunya tadi dan berwudhu lagi. Begitulah yang
terjadi pada dirinya jika ia mulai mendengarkan satu bisikan setan hingga datang
bisikan-bisikan lainnya.
Dalam shalat pun setan tetap akan
mengganggunya. Ia mendatanginya setelah orang tadi baru melaksanakan satu
rakaát shalat atau lebih, ia akan berbisik: "Tadi kamu sepertinya belum
takbir takbiratul ihram"atau "Sepertinya kamu belum sempat
berniat sebelum mulai shalat".
Hingga akhirnya orang itupun
membatalkan shalatnya (yang sudah berjalan satu rakaát atau lebih) dan memulai
kembali shalatnya dari awal.
Manakala ia mulai lagi, maka saat
itu pula setan kembali mengulangi bisikan-bisikannya seperti kamu belum berniat
atau belum takbir. Akhirnya orang tadi kembali mengulang shalat dan begitu seterusnya
hingga waktu shalat habis karena dia tidak selesai-selesai dan mengulang-ulang
shalatnya.
Perkara ini tidak hanya sebatas
mengganggu perbuatan atau amalan seseorang saja, melainkan juga mengganggu
kondisi kejiwaan dan pikirannya hingga ia merasa lelah (dengan pikiran-pikiran
yang bergelayut di kepalanya tadi, Pent).
Dalam perkara talak, setan akan
berusaha meyakinkan seorang suami: "Kamu barusan menceraikan
isterimu", padahal ia tidak mentalaknya sama sakali, itu hanya waswas
yang ada di pikirannya.
Kemudian setan kembali membisikkan
kepadanya: "Berhubung sudah terjadi maka Engkau istirahatlah" hingga
talak pun betul-betul terjadi. Bahkan bisa jadi itu terjadi hingga talak
terakhir yang diperbolehkan untuk rujuk. Orang itupun terseret ke dalam masalah
besar akhirnya.
Sesungguhnya penangkal dan obat dari
itu semua adalah dengan berlindung kepada Allah dari segala godaan dan bisikan
setan yang terkutuk, kemudian dia tetap fokus dan meneruskan ibadahnya yang
sedang dikerjakannya hingga selesai.
Sebagaimana arahan yang diberikan
oleh Nabi shallallahu álaihi wa sallam dalam hal ini kepada orang yang
diganggu dan dibisikkan setan: "Siapa yang menciptakan ini. Siapa yang
menciptakan itu?" hingga orang tersebut dibisikkan "Lantas,
siapa yang menciptakan Allah?".
Nabi mengajari orang tersebut agar
berlindung kepada Allah dengan berucap: Áudzu billahi minas syaithanir rajim
(Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, Pent).
Kemudian orang tersebut disuruh agar
berhenti berpikiran seperti itu atau agar berhenti mendengarkan bisikan-bisikan
tadi dan tidak menggubrisnya sama sekali.
Ini adalah bentuk cobaan yang
menimpa sebagian orang. Bahkan terkadang ada sebagian orang yang bertanya (kepadaku)
bahwa setan telah mengatakan kepadanya: "Kamu sedang shalat ke arah
patung!" padahal tidak ada patung satu pun di rumahnya, atau bahkan ia
sendiri tidak tahu apa itu patung.
Namun begitulah setan, ia akan
berusaha memperdaya dan menipu kita dengan berbagai cara. Sampai-sampai ia pun
membisikkan kepada orang tadi: "Kamu shalat untuk Allah, tetapi dimana
Allah itu?"
Setan berusaha menyeretnya ke jurang
pengingkaran atas keberadaan Allah, semoga Allah menyelamatkan kita semua dari
hal semacam ini.
Dan hendaknya ketika setan berusaha
membisikkan hal ini, orang tersebut segera berkata kepada dirinya sendiri
sembari yakin: "Bukankah aku sudah berwudhu, dan aku pun shalat untuk
Allah. Bukankah ini adalah bentuk keimananku kepada Allah karena tidak ada
orang yang berwudhu dan shalat melainkan ia seorang yang berimana kepada Allah
Azza wa Jalla!?".
Ketahuilah bahwa tidaklah seseorang
itu mengambil air wudhu dan kemudian shalat melainkan itu adalah indikasi
keimanan kepada Allah dan ini yang dinamakan beriman.
Oleh karenanya, barangsiapa
didatangi setan dan dibisiki di pikirannya dengan berbagai bisikan tadi maka
wajib baginya untuk mengusir jauh-jauh setan tadi dengan 2 hal yang telah
dijelaskan:
Pertama: dengan istiádzah
(berlindung kepada Allah) dari berbagai godaan dan bisikan setan yang terkutuk.
Kedua: tidak mendengarkannya, apalagi
menggubrisnya, tetap meneruskan ibadah yang dikerjakan tanpa membatalkannya
sama sekali atau berpikiran untuk membatalkannya.
Setelah melakukan 2 hal ini maka
insyaAllah waswas dan bisikan-bisikan setan akan hilang dengan sendirinya atau
berkurang sedikit demi sedikit.
Catatan:
Artikel ini berasal dari fatwa dan
jawaban berbahasa arab Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah:
Silsilatu Fatawa Nur alad Darbi, kaset no. 205 dengan beberapa
penyesuaian dari Alukatsir Blog.
Semoga bermanfaat untuk segenap
Pembaca blog ini.
Baca juga: