Assalamu'alaikum

header ads

3 Hal Yang Perlu Diketahui Dari Penyakit Waswas


3 Hal Yang Perlu Diketahui Dari Penyakit Waswas

Alhamdulillah. Was shalatu was salamu ála Rasulillah wa ála alihih wa shahbihi ila yaumi nalqah.

Pembaca Alukatsir Blog yang dimuliakan Allah, pada kesempatan kali ini saya akan mengangkat bahasan seputar penyakit waswas. Penyakit yang menghinggapi sebagian orang, lebih-lebih kaum wanita. Apa itu waswas? Mengapa penyakit ini bisa muncul? Dan bagaimana cara mengobatinya?
foto infounik.org

Jawabannya -insyaAllah- akan dipaparkan di ulasan blog ini. Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi siapa saja. Baik sebagai tambahan pengetahuan bagi siapa saja yang tidak terjangkitinya agar terhindar darinya, maupun sebagai bahan pertimbangan dalam menghilangkannya bagi siapa saja yang telah terjangkiti penyakit satu ini.


***

Mengapa saya mengangkat bahasan seputar waswas? Itu karena 3 alasan berikut:

Alasan Pertama:
Orang-orang yang terjangkiti penyakit waswas itu jumlahnya tidak sedikit. Sebagian mereka tidak menyadari bahwa keragu-raguannya dalam beribadah itu dinamakan waswas. Bahkan sebagian yang lain merahasiakannya dan membiarkannya begitu saja tanpa bertanya ataupun mengkonsultasikannya kepada orang yang dipercaya agar segera dicari cara menghilangkannya.

Karena ketidaktahuan atau perasaan malu inilah yang dapat menjadikan penyakit waswas semakin membesar dan menguat dari hari ke hari. Maka harus ada usaha dini untuk mencari tahu penyebab dan metode pengobatannya sebelum waswas itu terlanjur membesar.

Makanya, wajar saja jika kaum wanita lebih berpeluang besar terkena waswas ketimbang kaum pria. Disamping perasaan malu mereka yang besar untuk bertanya atau berkonsultasi, mereka sendiri pun juga tidak mengerti bahwa yang tengah menimpa mereka itu adalah waswas dan bisa diobati.

Apalagi anak gadis yang baru mulai belajar menjalankan kewajiban-kewajiban beragamanya. Ia akan sangat rentan terkena penyakit waswas jika tidak mendapat bimbingan orang-orang terdekatnya.

Semakin dipendam maka waswas ini akan semakin menganggu dan merusak ketenangan hati dan ibadah orang yang diuji oleh Allah dengan ujian berupa penyakit ini.

Alasan Kedua:
Ada seseorang yang tengah diuji dengan penyakit ini memberitahu saya bahwa ia telah berusaha mencari berbagai artikel dan ceramah tentang waswas dan cara mengobatinya. Namun ia mendapati hanya beberapa artikel atau ceramah saja. Itu pun tidak dibahas secara panjang lebar dan tuntas.

Maka saya pun mencoba untuk mencari artikel-artikel yang membahas masalah ini. Saya dapati sebagian besar artikel itu berbahasa arab dan jumlahnya banyak. Namun yang berbahasa indonesia justru masih sedikit. Jikapun ada maka itu kebanyakan berisi pengalaman-pengalaman pribadi dalam menghadapi waswas.

Untuk itulah saya akan coba menghimpun, meringkas, dan menyusun ulang artikel-artikel berbahasa arab itu, baik dari buku maupun situs-situs internet yang dapat dipercaya.

Alasan Ketiga:
Karena saya ingin membantu orang-orang di sekitar saya yang tengah diuji oleh Allah dengan ujian berupa waswas. Karena mereka lah saya menggali lebih dalam masalah ini. Kemudian setelah itu, saya akan rangkumkan apa yang ada pada artikel-artikel berbahasa arab tadi, baik yang berasal dari buku mapun dari situs internet.

Mudah-mudahan Allah menguatkan hati dan langkah kita dan mereka semua untuk melawan dan mengalahkan penyakit waswas yang sedang mendera ini. Dan percayalah bahwa Allah tidak membebani hambaNya melainkan hamba tersebut memang mampu untuk mengembannya. Entah cepat atau lambat, ujian itu akan berlalu dan pertolongan pun akan tiba.

-----

Pembaca Alukatsir Blog yang dirahmati Allah, sebelum memulai langkah-langkah pengobatan penyakit waswas, ada baiknya kita semua, terlebih lagi saudara/i yang tengah diuji dengan penyakit waswas mengetahui dan memahami 3 hal berikut:

Pertama, ketahui dan ingatlah selalu bahwa waswas merupakan satu dari sekian banyak penyakit yang Allah turunkan kepada hamba-hambaNya yang beriman; sebagai bentuk ujian untuk mereka.

Jika Anda sedang ditimpa penyakit ini maka itu menunjukkan bahwa keimanan Anda sedang diuji dan dibuktikan oleh Allah Ta'ala. Karena jikalau Allah mulai menyukai hambaNya maka Dia akan menurunkan berbagai ujian kepadanya; agar hubungan antara hamba dengan Rabbnya semakin terjalin kuat.

"إنّ عظم الجزاء مع عظم البلاء، وإنّ الله إذا أحب قوما ابتلاهم، فمن رضي فله الرضا، ومن سخط فله السخط"


"Sesungguhnya besarnya ganjaran itu sesuai dengan besarnya ujian. Jika Allah mulai mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa menerima (ujian itu) dengan penuh kerelaan maka ia juga akan mendapati ridha(Nya). Dan barangsiapa marah (dengan ujian itu) maka ia pun juga akan mendapat kemarahan(Nya). [HR. Tirmidzi dan dinilai hasan oleh Syaikh Albani]

Bahkan sebagian para sahabat Nabi pun pernah tertimpa penyakit waswas ini. Penyakit waswas yang mereka dapati adalah bukan sekedar waswas pada tahapan wudhu dan shalat, melainkan lebih berat lagi, yaitu waswas yang dihembuskan setan tentang Allah. Bersyukurlah! Karena waswas Anda belum sampai ke tahapan akhir ini. Penyakit waswas Anda masih dalam tahap awal sekali, baru sampai di tahap wudhu dan shalat saja.

Waktu itu, mereka segera mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah kepada mereka adalah menenangkan mereka. Beliau mengatakan dan meyakinkan mereka bahwa itu (keragu-raguan di diri mereka tentang Allah) justru menunjukkan keimanan mereka yang semakin dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bercerita tentang kejadian ini:


"أنّ أناسا جاءوا إلى النبي صلى الله عليه وسلم فسألوه: إنا نجد في أنفسنا ما يتعاظم أحدنا أن يتكلم به، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: وقد وجدتموه؟ قالوا: نعم، فقال: ذاك صريح الإيمان"



"Ada sebagian orang mendatangi Nabi shallallahu álaihi wa sallam kemudian menanyai beliau: Sungguh, kami telah dapati di hati kami suatu hal yangmana salah satu dari kami merasa berat untuk membicarakannya.

Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun bertanya: Apakah kalian benar-benar mendapati hal itu (di diri kalian)? 

Mereka menjawab: iya.

Maka beliau menyimpulkan: (Jika memang demikian), maka itu adalah indikasi keimanan kalian yang semakin menguat." [HR. Muslim]

Perasaan segan dan takut yang muncul di diri mereka untuk membicarakan sesuatu itulah yang dimaksudkan oleh Rasulullah sebagai indikasi keimanan mereka yang semakin kuat. Dan sesuatu yang terlintas di pikiran mereka adalah keraguan tentang Allah. Adapun penyakit waswas itu sendiri maka itu bukanlah barometer keimanan seseorang. Hal ini sebagaimana diterangkan Imam An-Nawawi di dalam syarah beliau terhadap kitab Shahih Muslim.

Namun secara umum, ujian yang datang dari Allah adalah salah satu indikasi kecintaanNya pada seorang hamba. Dan penyakit waswas ini merupakan bentuk ujian dari Allah kepada sebagian hambaNya yang beriman.  

Orang-orang yang mulai berniat kembali kepada Allah atau ingin bertaubat dan baru mendalami betul-betul ajaran agama lah yang menjadi incaran setan dalam menebar waswasnya. Ia tidak rela jika seorang muslim mulai kembali kepada ketaatan dan penghambaan diri pada Penciptanya. Dengan cara membuatnya waswas dalam beribadah lah, setan akan menganggunya jika ia tidak dapat menghalanginya. Dan ini adalah hal yang sangat lumrah terjadi dan insyaAllah akan berlalu seiring dengan terus belajar dan beramal.

Kedua, ada 2 sebab yang menimbulkan seseorang dapat terkena penyakit waswas, yaitu:

Sebab Pertama:
Berbagai pikiran 'menganggu' yang sering melintas di benak seseorang, padahal ia tidak menginginkannya ada dan berusaha menghilangkannya. Ia berusaha melawannya karena ia sadar bahwa itu tidak benar dan tidak nyata sama sekali, tetapi pikiran-pikiran itu tetap menghampiri.

Pada akhirnya pikiran-pikiran 'mengganggu' ini akan semakin sering melintas manakala orang yang dihinggapinya tidak mengkonsultasikan dan membicarakannya dengan orang yang dipercaya, baik dari keluarga ataupun ustadz. Ditambah lagi jika ia semakin sering memikirkannya dalam kesedihan, maka kondisi seperti ini akan mempersulit kesembuhan dari sebab awal penyakit waswas muncul.

Karena gejala awal waswas disembunyikan dari keluarga, teman, maupun ustadz yang dipercaya, maka orang-orang terdekat orang yang dijangkiti penyakit waswas ini pun tidak akan mengetahuinya. Maka, jika ada pikiran yang mengganggu kelancaran ibadah Anda, jangan ragu untuk membicarakan dan menanyakannya kepada orang yang Anda percaya.

Sebab Kedua:
Yaitu segala bentuk perbuatan yang terjadi karena 'merasa' itu merupakan suatu keharusan dan keterpaksaan. Sebab kedua ini masih berkaitan erat dengan sebab pertama. Hubungan antara keduanya adalah hubungan sebab-akibat. Dimana ada asap maka disitu ada api.

Hal ini biasa ditunjukkan dengan mengulang-ulang bacaan shalat karena merasa belum membacanya, melebihkan bilangan atau batasan pencucian anggota badan ketika berwudhu karena merasa air belum mengenainya, serta mengulang shalat keseluruhan atau menambah raka'atnya karena merasa belum menghadirkan niat atau lain sebagainya.

Jika perbuatan demikian ini tidak dikerjakan oleh orang yang mulai terserang penyakit waswas ini maka ia akan mendapati kegelisahan dan ketidaktenangan hati. Ia merasa harus melakukannya karena terpaksa dan menganggap pengulangan itu kalau tidak dikerjakan maka ibadahnya tadi tidak sah dan tidak sempurna. Keraguan pun semakin menguat.

Nah, kedua sebab inilah yang menyebabkan waswas muncul di pikiran dan perbuatan seseorang. Dan itu lebih sering menimpa wudhu dan shalat seseorang ketimbang ibadah yang lain. Mengobati penyakit satu ini tidaklah sulit, bahkan sangat mudah jika orang yang tertimpanya memiliki tekad dan terus memohon kesembuhan dan pertolongan Allah.

Ketiga, ketahuilah bahwa pengobatan penyakit waswas itu dibangun diatas 3 pondasi. Ketiga pondasi ini akan membantu Anda untuk mengikis dan menghilangkan waswas yang ada di pikiran Anda. Semakin Anda kuatkan ketiga pondasi tersebut maka 'tali kekang' penyakit waswas yang menjerat Anda pun akan semakin terurai insyaAllah.

Pondasi Pertama: Jangan Digubris Sama Sekali!
Maksudnya adalah Anda jangan menoleh sedikitpun kepada bisikan setan terhadap wudhu, shalat, dan akidah Anda. Jangan digubris sama sekali, baik bisikan ringan maupun bisikian kuat. Jangan sekali-kali dengarkan bisikan tersebut! Tetaplah menjalankan ibadah Anda dan tutuplah 'pendengaran hati' Anda jika ada yang berbisik ketidakabsahan ibadah yang sedang Anda kerjakan.

Ingat! Jangan Anda pikirkan bisikian tersebut, apalagi sampai Anda turuti dan kerjakan perintah si 'pembisik' keragu-raguan tadi. Ini adalah pijakan pertama Anda dalam mengikis waswas beribadah yang ada di diri Anda. Jika Anda ingin sembuh maka pijaklah pijakan ini guna beralih ke pijakan yang kedua nanti.

Pondasi Kedua: Hadapilah Dengan Penuh Keyakinan Dan Jangan Pernah Kabur!
Ya. Jangan pernah kabur! Hadapilah penyakit waswas ini dengan penuh keyakinan kepada Rabb semesta alam. Allah yang menurunkan penyakit ini sebagai ujian untuk Anda dan Allah pula lah yang bisa mengangkat penyakit ini dari diri Anda. Pinta dan yakinlah dengan pertolonganNya untuk setiap hamba yang meminta kepadaNya.

Sebagian orang yang tertimpa penyakit waswas dalam berwudhu atau shalat misalnya, mereka tidak berani untuk berwudhu atau shalat di hadapan orang lain. Mereka takut jika penyakit waswas mereka terlihat oleh orang lain. Mereka berusaha kabur dan tidak berani menghadapinya di depan orang lain.

Maka Anda harus berusaha untuk tetap menghadapinya walau ketika bersama orang lain agar penyakit waswas Anda semakin terkikis, agar ada yang mengingatkan Anda bahwa Anda sudah membasuh tangan Anda ketika berwudhu, misalnya. Ingat! Ketika Anda sendirian maka setan akan dengan mudah membisikkan pikiran-pikiran yang membuat Anda ragu. Tetapi jika ada orang lain yang mengingatkan Anda dan meyakinkan Anda maka bisikian itu akan semakin memudar.

Jadi, jangan takut dan tetap hadapi meskipun ada orang lain bersama Anda. Pijaklah pijakan kedua ini dengan mantap agar Anda bisa melangkah dan memijakkan kaki ke pijakan ketiga dalam upaya penyembuhan penyakit waswas ini. Jika Anda tidak bisa memijak pijakan kedua ini maka Anda akan kesulitan untuk beralih ke pijakan ketiga.

Ada kaidah penting yang perlu diingat selalu dalam berdiri di atas pondasi kedua ini, yaitu kaidah yang berbunyi: 'segera mulailah, tetap teruskan, dan lekas selesaikan!'.

Ini adalah kaidah yang sangat membantu dalam mengikis penyakit waswas. Anda dapat menerapkannya dalam berwudhu dan shalat. Ketika sudah memulai wudhu, maka Anda harus tetap meneruskan dan melanjutkan wudhu Anda hingga selesai dan janganlah berhenti walau sejenak untuk mendengar atau memikirkan waswas yang telah dihembuskan di pikiran Anda. Ingat! Segera mulai, teruskan, dan tetap lanjutkan!

Pondasi Ketiga: Bertahanlah!
Maksudnya adalah agar Anda tetap bertahan dalam sikap tidak mengubris dan mendengarkan bisikan yang membuat pikiran Anda ragu dan kacau ketika menjalankan ibadah. Kuatkan kaki Anda untuk tetap berada di pondasi satu dan dua walau bisikan yang berhembus semakin kencang.

Bertahanlah dalam sikap seperti itu dan jangan pernah sekali pun memikirkan keabsahan ibadah yang sedang Anda kerjakan. Apalagi sampai memutus dan membatalkan ibadah tadi. Jangan pernah! Berjuang dan bertahanlah! Karena kesembuhan akan semakin dekat jika Anda memiliki tekad kuat untuk tidak mengubris dan tetap bertahan hingga ibadah Anda telah selesai dikerjakan.

Tidak mungkin pondasi ketiga ini ampuh mengikis waswas di pikiran Anda jika Anda tidak konsisten dalam memijak 2 pondasi sebelumnya; 'jangan digubris dan tetap hadapi'.

Karena pertolongan akan tiba seiring dengan kesabaran dalam menunggunya. Bisa jadi, pertolongan Allah turun di detik-detik akhir wudhu atau shalat Anda hingga akhirnya Anda berhasil menyelesaikannya tanpa membatalkan dan mengulangnya. Tetapi sungguh disayangkan jika Anda tidak dapat bersabar hingga detik-detik akhir yang mana pertolongan Allah bisa saja turun dan Anda justru tidak bertahan, bahkan membatalkan ibadah tadi.

[Sumber: www.alukah.net dan www.ahlalhdeeth.com dengan beberapa penyesuaian dan catatan dari Alukatsir Blog]

***

bersambung...