Assalamu'alaikum

header ads

Tips Menghadapi Ujian Magister - Bag 4

Anda wajib menguasai isi buku-buku tersebut dan menghafal intinya layaknya menghafal surat Alfatihah. Setelah itu, Anda juga perlu membaca beberapa mudzakkirah yang berkaitan dengan akidah sebagai penunjang wawasan Anda.

Berikut ini adalah daftar mudzakkirah yang bermanfaat sekali buat persiapan Anda menghadapi ujian masuk master Akidah:

1.      Mudzakkirah Fil Asma was Shifatpunya Syaikh Ibrahim Arruhaili.
2.      Mudzakkirah Fil Asma was Shifat punya Syaikh Athiyah Azzahrani.
3.      Mudzakkirah Fi Arkanil Iman punya Syaikh Muhammad Bakarim.
4.      Mudzakkirah Fil Adyan punya Syaikh Ismail Al'abdul Lathif.

Baca dan pahami mudzakkirah-mdzakkirah ini karena sangat berguna untuk mengikat kembali maklumat Anda yang berserakan setelah membaca sekian banyak buku seputar akidah.

Namun ada tips yang tidak kalah penting menurut saya, tips yang sangat bermanfaat sebelum dan ketika menghadapi soal demi soal ujian Akidah. Tips bagaimana Anda menguasai materi ini dengan cara praktis namun efektif.

Yang pertama: ringkaslah setiap kitab yang Anda baca. Ini sekedar saran saja karena kita tidak mungkin menghafal seluruh isi kitab layaknya para mahasiswa dari Pakisatan atau India yang sebagian besar mereka diberi kekuatan hafalan dan ketahanan tubuh untuk menghafal semalam suntuk.

Disamping sangat melelahkan, menghafal semua isi kitab juga butuh waktu yang panjang bagi kita. Pilihan yang bijak adalah dengan meringkas setiap buku yang Anda baca. Meringkas adalah jalan lain untuk memahami dan menghafal inti dari suatu buku, bahkan itu lebih efektif.

Meringkas memerlukan latihan dan keahlian, karena tidak semua orang pandai meringkas isi dari suatu kitab. Meringkas sebuah kitab yang tebalnya 300 halaman menjadi 10 halaman yang memberikan gambaran menyeluruh tentang bahasan dari kitab tersebut tidaklah gampang. Jadi, perlu banyak latihan.

Ketika hari ujian tersisa satu atau dua hari lagi maka Anda hanya perlu fokus membaca dan menghafal kertas ringkasan yang Anda bikin. Ditambah, ini akan semakin menambah rasa percaya diri Anda untuk menghadapi ujian nanti.

Yang kedua: kumpulkan dan kategorikan setiap soal yang keluar di tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, ada satu dua soal yang ditanyakan kembali di tahun yang lain. Misalnya, ada soal yang keluar di ujian tahun 1429, kemudian soal ini keluar lagi di ujian tahun 1432.
foto via hdwallsource.com

Oleh karenanya, tidak ada salahnya Anda melihat-lihat kembali soal-soal dari tahun-tahun sebelumnya dan Anda coba jawab untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan Anda dalam menghadapi pertanyaan Akidah.

Cobalah mengelompokkan semua soal itu berdasar bab-bab akidah; bab tauhid Rububiyah dan Uluhiyah, bab tauhid Asma was Shifat, bab masail Iman dan Qadr, bab Adyan, dan bab Firaq.

Sepengetahuan saya, kertas soal terdiri dari lima bab ini, setiap bab ada 4-6 pertanyaan seputar bab yang bersangkutan.

Yang ketiga: jawablah setiap soal dengan jawaban yang ilmiyah dan sistematis, jangan lupa pula untuk menulisnya dengan tulisan yang bagus atau paling tidak layak dibaca.

Terkadang, dari jawaban itulah diukur keilmuan dan kapabilitas peserta. Bagaimana dia menganalisa suatu pertanyaan dan mengurai masalah kemudian mengembangkan dan menjawabnya dengan jawaban ilmiyah, jawaban yang disertai dalil dan ucapan ulama. Meskipun sekedar satu ayat Alquran, satu hadits Nabi, dan satu ucapan ulama maka itu sudah sangat bagus.

Yang keempat: perhatikan waktu yang diberikan untuk menjawab. Jangan sampai Anda terlalu fokus menjawab lembar pertama soal dengan panjang lebar dan menghabiskan waktu yang diberikan, namun akhirnya Anda tidak selesai menjawab lembar kedua karena waktu telah habis.

Usahakan untuk menjawab semua soal. Jangan sampai ada soal yang tidak dijawab. Jadi, mengatur waktu dalam menjawab soal demi soal ketika ujian berlangsung juga penting.

Mungkin hanya ini yang saya dapat tuliskan. Tulisan yang hanya didasari pengalaman dan pandangan penulisnya saja. Mudahan tulisan ini bermanfaat.

Pesan saya: apapun hasilnya nanti maka serahkanlah kepada Allah, Rabb yang pasti memilihkan yang terbaik untuk kita semua. Yang penting, Anda telah berusah maksimal dalam hal ini. 

Demikian dan mudah-mudahan bermanfaat. 

Wallahu A'lam wa Ahkam, wa shallallahhu 'ala Nabiyina Mumhammad wa 'ala alihi wa sallam.

 

Posting Komentar

0 Komentar